Struktur Kolom Beton Bertulang

STRUKTUR KOLOM BETON bertulang 


A. Definisi Kolom

Kolom adalah komponen struktur vertikal yang menerima dan menyalurkan gaya tekan axial bersamaan atau tidak dengan gaya momen atau merupakan elemen tekan yang menumpu / menahan balok yang memikul
beban-beban pada lantai.
Kolom memiliki fungsi yang sangat vital dibandingkan dengan konstruksi lantai maupun balok, dikarenakan kolom lebih banyak memikul bagian struktur dibandingkan struktur lantai dan balok. Apabila kolom runtuh maka akan lebih banyak bagian bangunan yang hancur.
Oleh karena itu dalam mendesain kolom harus mengandung dasar filosofi perencanaan kolom yaitu “strong column weak beam”

Namun pada kali ini, penulis tidak memusatkan pada perhitungan-perhitungan mengenai kekuatan-kekuatan yang dimiliki tiap konstruksi kolom beton tetapi hanya jenis-jenis atau karakter kolom beton dan penggunaan umumnya pada bangunan.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.





Hampir semua bangunan tempat tinggal terdapat atau membutuhkan struktur konstruksi kolom beton bertulang. Adapun yang tidak menggunakan kolom bertulang, yakni memakai tiang kayu atau besi sebagai penopang beban atas bangunan tersebut.


Misalkan bangunan tua dahulu yang tidak menggunakan kolom beton sebagai bagian dari bangunan itu sendiri yang terdiri dari bahan kayu. Kolom atau bisa disebut tiang bangunan sangat penting adanya, karena tanpa tembok ataupun dinding bangunan dapat berdiri dengan kolom. 
Pembuatan struktur kolom pada bangunan saat ini sangat memperhatikan kualitas dan memenuhi persyaratan yang sesuai dengan jenis bangunannya.

Berikut akan kami jelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan struktur kolom beton bertulang

B. Jenis-jenis Kolom Beton Bertulang
Berdasarkan bentuk dan komposisi material yang umum digunakan, maka kolom bertulang dapat dibagi dalam beberapa type berikut :

1. Kolom empat persegi dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat lateral / sengkang. Bentuk penampang kolom bisa berupa bujur sangkar atau berupa empat persegi panjang. Kolom dengan bentuk empat persegi ini meru-pakan bentuk yang paling banyak digunakan, mengingat pembuatannya yang lebih mudah, perencanaannya yang relatif lebih sederhana serta penggunaan tu-langan longitudinal yang lebih efektif (jika ada beban momen lentur) dari type lainnya.

2. Kolom bulat dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat spiral atau tulangan pengikat lateral. Kolom ini mempunyai bentuk yag lebih bagus diband-ing bentuk yang pertama di atas, namun pembuatannya lebih sulit dan penggu-naan tulangan longitudinalnya kurang efektif (jika ada beban momen lentur) dibandingkan dari type yang pertama di atas.

3. Kolom komposit. Pada jenis kolom ini, digunakan profil baja sebagai pemikul lentur pada kolom. Selain itu tulangan longitudial dan tulangan pengikat juga ditambahkan bila perlu. Bentuk ini biasanya digunakan, apabila jika hanya meng-gunakan kolom bertulang biasa diperoleh ukuran yang sangat besar karena be-bannya yang cukup besar, dan disisi lain diharapkan ukuran kolom tidak terlalu besar.

Berdasarkan kelangsingannya, kolom dapat dibagi atas :
• Kolom Pendek, dimana masalah tekuk tidak perlu menjadi perhatian dalam merencanakan kolom karena pengaruhnya cukup kecil.
• Kolom Langsing, dimana masalah tekuk perlu diperhitungkan dalam meren-canakan kolom.





Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis. 


Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk
bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

Kolom Praktis
Kolom Praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

C. Fungsi Kolom

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.

Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.





D. Material Penyusun Kolom Beton Bertulang
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan,sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan .
Ditinjau dari fungsinya, material pembentuk beton adalah semen dan air untuk membentuk pasta semen sebagai perekat yang bersama dengan agregat halus membentuk mortar yang berfungsi mengikat agregat kasar menjadi satu kesatuan yang kompak.
Agregrat kasar ( batu kerikil ) berfungsi sebagai pengisi untuk memberikan kekuatan dan memperkecil penyusutan, sedangkan mortar akan menutupi seluruh permukaan agregat kasar dimana setelah mengeras akan menjadi satu kesatuan massa yang kompak dan padat.

E. Kelebihan dan Kelemahan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur


1. Kelebihan :

a) beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan bahan lain.
b) Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, bahkan merupakan bahan struktur terbaik untuk bangunan yang banyak bersentuhan dengan air.
c) Struktur beton bertulang sangat kokoh.
d) Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.
e) Dibandingkan dengan bahan lain, beton memiliki usia layan yang sangat panjang.
f) Beton biasanya merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk pondasi tapak, dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-bangunan semacam itu.
g) Salah satu ciri khas beton adalah kemampuannya untuk dicetak menjadi bentuk yang sangat beragam, mulai dari pelat, balok, dan kolom yang sederhana sampai atap kubah dan cangkang besar.
h) Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi betonbertulang lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti struktur baja.

2. Kelemahan
a) Beton mempunyai kuat tarik yang sangat rendah, sehingga memerlukan penggunaan tulangan tarik.
b) hal utama yang harus dilakukan adalah mengurangi biaya bekisting.
c) Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton mengakibatkan beton bertulang menjadi berat.
d) Sifat-sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinya proporsi-campuran dan pengadukannya. Selain itu, penuangan dan perawatan beton tidak bisa ditangani seteliti seperti yang dilakukan pada proses produksi material lain seperti struktur baja dan kayu.

Comments

Popular Posts